Penularan virus corona sejauh ini secara global merambah di lebih 180 negara dengan kematian lebih dari 43.000 orang.sementara itu wabah virus corona di Indonesia membuat pemerintah memperpanjang status tanggap darurat hingga akhir Mei 2020.
BBC Indonesia merangkum pendapat dokter mengenai gejala, cara penanganan, serta pengobatan penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona jenis baru ini.
Bagaimana gejala Covid-19?
Gejala virus corona dimulai dengan batuk kering dan diikuti dengan gangguan pernafasan.
Batuk ini adalah batuk yang terus menerus selama lebih dari satu jam, atau mengalami batuk rejan selama tiga kali dalam periode 24 jam.Biasanya lima hari secara rata-rata bagi orang untuk menunjukkan gejala, kata para ilmuwan, namun bagi sebagian orang gejalanya lebih lambat terjadi.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan masa inkubasi sampai sekitar 14 hari.Namun sejumlah peneliti mengatakan periode ini dapat memakan waktu 24 hari. Ilmuwan China mengatakan sejumlah orang mungkin tertular sebelum menunjukkan gejala.
Bagaimana penyebarannya?
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia.
Menurut Diah, virus ini berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, seperti bakteri, parasit, jamur, dan lainnya.
Pertukaran oksigen tidak bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernafasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi hanya menyebabkan flu atau influensa tapi dia menyebabkan Pneumonia," kata Diah saat dihubungi BBC Indonesia.
Diah melanjutkan proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan mulut sehingga masuk dalam saluran pernafasan.Virus ini masuk melalui saluran nafas atas, lalu ke tenggorokan hingga paru-paru.
Apakah virus corona bisa disembuhkan?
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menegaskan bahwa semua virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV belum ada obatnya.
Diah menambahkan, walaupun virus ini memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh.
"Tapi bisa (disembuhkan), terbukti yang sakit sudah ribuan tapi yang meninggal kan sedikit. Jadi dia tetap sebuah virus yang bisa disembuhkan," katanya.
Jadi, kata Diah, proses pengobatan yang dilakukan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.
"Boleh obat flu biasa kalau masih ringan, kalau demam diberi obat anti demam," katanya.
Bagaimana penanganannya jika terkena virus corona?Image captionPara pasien virus corona dirawat di Rumah Sakit Jinyintan.
Diah menjelaskan prosedur yang dilakukan terhadap pasien terduga mengidap virus corona adalah dengan menempatkannya dalam ruang isolasi. Tujuannya, katanya, agar penularan ke orang lain dapat dicegah.
Jika terduga masih menunjukkan gejala awal, kata Diah, maka pasien akan mendapatkan obat demam, batuk dan flu, disertai dukungan makanan yang sehat agar meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus tersebut.Image captionProses rumah sakit
Jika, gejalanya hilang dan hasil telah negatif, ujar Diah, pasien kemudian akan dipulangkan. Pemeriksaan pembuktian pun kata Diah dapat dilakukan dengan cepat.
"Tapi kalau pasien sudah pneumonia, dan biasanya demam tinggi maka diinfus karena butuh cairan banyak, dan diberikan obat lainnya tergantung derajatnya," kata Diah.
"Kemudian, kalau benar-benar sembuh, batuk dan semua gejala hilang, kita pantau, terus kita pulangkan. Tidak perlu khawatir (menular) karena berarti badannya telah sukses melawan virus dengan sendirinya. Jadi tidak menular lagi," ujar Diah.
Cara mencegah: jalani pola hidup sehat dan etika batuk
Diah menjelaskan terdapat beberapa cara untuk mencegah tertular virus corona ini.
Pertama adalah dengan menjalani pola hidup yang sehat dengan cara memberikan asupan makan yang sehat dan sempurna Lalu, katanya, istirahat cukup dan mengimbau perokok untuk berhenti merokok.
"Berada di cuaca sekarang ini (hujan), kita tidak perlu terlalu lama di keramaian," katanya.
Kemudian, kata Diah adalah selalu cuci tangan usai ke tempat umum atau menyentuh alat-alat publik karena berpotensi mengandung virus yang disentuh oleh pengidap virus corona.
Tidak lupa juga, kata Diah, untuk menggunakan masker saat di ruang publik.
"Lalu bagi yang sakit flu dan batuk, tanamkan etika batuk. Jadi ketika batuk ditutup dengan tisu. Lalu jangan meludah sembarangan, buang dahak sembarangan, juga hindari kerumunan dan lekas periksa ke dokter. Itu tips kita." katanya.
Apakah Indonesia memiliki fasilitas memadai?
Diah mengatakan Indonesia memiliki kemampuan dari kapasitas pencegahan dan pengendalian, hingga diagnosis virus dan terapi penanganan.
"Ada tiga RS, yaitu RS Persahabatan, Sulianti Saroso dan RSPAD. Semua memiliki kemampuan bahkan saat pasien mengalami kondisi pneumonia, ada alat-alat. Jadi kapasitas pelayanan kesehatan kita siap," katanya.
Katanya, fasilitas kesehatan telah memadai untuk melakukan terapi pendukung bagi korban terinfeksi virus corona.
"Dari pintu masuk penyaringan dengan thermo scanner, lalu evakuasi jika terindikasi dan isolasi. Jadi fasilitas kesehatan di Indonesia mampu," ujarnya.