Sebelum manusia menghuni planet ini, dunia kita adalah tempat yang jauh berbeda dengan sekarang. Bumi kita telah mengalami banyak perubahan luar biasa selama 4,5 miliar tahun terakhir. Tapi, pernahkah Anda membayangkan seperti apa hidup di sini tanpa pepohonan?
Seperti yang kita ketahui, pohon adalah paru-paru bumi, bukan? Sekitar 400 juta tahun yang lalu dalam sejarah Bumi organisme proto-pohon tumbuh setinggi beberapa kaki. Organisme ini diduga adalah jamur raksasa. Jamur raksasa dikenal sebagai prototaxites, dan tumbuh setinggi 24 kaki dan selebar tiga kaki.
Hampir seluruh jamur bercabang seperti pilar raksasa yang tumbuh dari tanah. Banyak fosilnya telah ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia. Menurut Majalah Smithsonian fosil prototaxite pertama ditemukan di Kanada pada tahun 1859. Fosil ini menimbulkan banyak keingintahuan para ilmuwan berpikir itu bisa jadi jamur, gulma atau lumut.
Pada tahun 2001 Francis Hueber di Museum Nasional Sejarah Alam di Washington DC menganalisis struktur internal fosil dan mengatakan bahwa itu mungkin jamur tapi dia tidak memiliki bukti nyata. Pada tahun 2007 peneliti di Universitas Chicago dan Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian menyimpulkan bahwa fosil itu pasti jamur. Dalam studi mereka mereka mengukur tingkat isotop karbon dalam fosil prototaxites.
Fosil Jamur Raksasa. Sumber foto: University of Chicago
Tapi, kenapa jamurnya tumbuh begitu tinggi tidak seperti jamur yang kita lihat hari ini? Hal tersebut dijelaskan oleh salah satu anggota tim peneliti, bernama Carol Hotton. Dia berspekulasi bahwa ini adalah strategi reproduksi agar jamur menyebarkan spora sejauh mungkin. Berdasarkan fosil yang telah ditemukan peneliti yakin bahwa jamur raksasa terlihat sangat berbeda untuk jamur yang kita kenal hari ini. Jamur prototaxite menyempit di bagian atas, lebih mirip payung tertutup.
Masih belum jelas kapan dan bagaimana era jamur raksasa itu berakhir karena satu-satunya bukti yang kita miliki adalah melalui rekaman fosil sejauh ini. Tapi ada beberapa jamur raksasa yang masih hidup sampai sekarang yang tampaknya menjadi yang terbesar di planet ini. Dikenal sebagai Jamur Madu dengan nama ilmiah Armillaria Ostoyae organisme ini telah menyebar ke seluruh Taman Nasional Malheur di Oregon.
Mengetahui hal itu, tidak heran jamur pernah tumbuh subur sekali dan hampir menutupi bumi. Selain jamur raksasa dunia kuno dulu memiliki baunya yang unik. Fosil kecil berumur 1,9 miliar tahun ditemukan di bebatuan dekat Danau Superior, di Kanada mengungkapkan seperti apa bau bumi dulu. Kami tahu itu bau telur busuk dihasilkan oleh senyawa hidrogen sulfida atau gas beracun. Ternyata dunia kuno juga kaya dengan mikroorganisme yang memakan satu sama lain dan menghasilkan limbah yang mengandung sulfida.
Menurut National Geographic Bakteri gunflint pertama kali ditemukan sekitar 60 tahun yang lalu, pada tahun 1953. Bakteri gunflint mendapatkan namanya dari batu mawar gunflint di mana mereka ditemukan. Dr David Wacey dari University of Western Australia dan Profesor Martin Brasier dari Universitas Oxford menyimpulkan bahwa mikroorganisme lain telah memakan gunflintia dan menghasilkan senyawa besi sulfida. Besi sulfida adalah senyawa bakteri metabolik yang mendapatkan energinya melalui sulfida.
Kami sekarang tahu bakteri telah ada setidaknya 3.500 juta tahun. Bakteri yang memakan gunflintia menggunakan belerang untuk energi dan melepaskan limbah yang mengandung belerang kembali ke lingkungan. Itulah yang membuat dunia kuno berbau seperti telur busuk! jadi seperti itu permukaan benua Antartika tertutup es tebal. Benua ini menghadapi suhu yang sangat dingin di -85 derajat Celcius di musim dingin.
Tapi, siapa yang mengira bahwa hutan pepohonan yang rimbun pernah tumbuh di sana? Bukti ini datang dengan penemuan dari 13 fragmen pohon yang membatu oleh para ilmuwan. Pohon yang membatu diperkirakan berumur 280 juta tahun. Ini menunjukkan bahwa daratan es Antartika pernah menjadi tempat yang subur. Menurut peneliti fosil pohon berasal dari Zaman Permian terakhir yang merupakan periode geologi antara 299 juta hingga 251 juta tahun yang lalu.
Sumber: Antarcticsun.usap.gov
Tapi jika itu benar, mengapa hutan menghilang dan hampir tidak meninggalkan jejak? Jadi, Menurut paleoekolog dari University of Wisconsin-Milwaukee, Erik Gulbranson kepunahan hutan terkait dengan peningkatan gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida dan metana. Mungkin saja lebih dari 200.000 tahun gunung berapi meletus di Siberia melepaskan berton-ton gas rumah kaca ke atmosfer.
Dalam peristiwa itu, 90% spesies di planet ini punah Bersama dengan hutan di hutan kutub. Kami tahu bahwa 280 juta tahun yang lalu Antartika masih menjadi bagian dari Gondwana benua yang dulu menghubungkan Amerika Selatan,Afrika,India,Australia dan Jazirah Arab serta pernah menahan suhu yang jauh lebih hangat.
Bagian selatan benua ditutupi pohon pakis seperti karpet yang bisa mencapai ketinggian 40 meter. Pohon-pohon ini bisa bertahan empat hingga lima bulan dalam kegelapan tanpa sinar matahari. Orang pertama yang menemukan bukti bahwa Antartika pernah subur dan hijau adalah penjelajah Robert Falcon Scott. Pada tahun 1912,penemuan fosilnya membuka jendela baruke masa lalu sub-tropis Antartika.