Petunjuk datang bisa datang dari mana saja serta kepada siapa saja. Kala hidayah menyapa, tidak ada yang dapat menolaknya.
Semacam dirasakan perempuan asal Inggris bernama Clare. Berkat Alquran pinjaman, Clare akhirnya memeluk Islam
Sebenarnya, Clare telah memahami Islam dari sahabatnya semenjak masih kecil. Ia sering diundang tampil buka puasa di rumah sahabatnya.
Menginjak remaja, Clare mulai penasaran dengan Islam. Seluruh berkat interaksinya dengan sahabatnya dari keluarga Muslim. Misalnya, kenapa bunda temannya mengenakan hijab. Ataupun kenapa umat Islam wajib berpuasa serta tidak komsumsi alkohol.
Ia kerap bertanya tentang Islam kepada keluarga temannya, tetapi ia tidak menelannya mentah- mentah sebab senantiasa dihubungan dengan kepercayaan. Namun, uraian mengenai Allah yang Esa membuat Clare tersentuh.
Ditambah, ajaran Islam meyakini keberadaan para nabi tadinya mulai Adam, Nuh, Musa, Yusuf, Ibrahim, serta masih banyak lagi. Rasa penasarannya bertambah, mendesak Clare mencari ketahui tentang Islam.
Pelajari Alquran Pinjaman
Ia setelah itu meminjam Alquran terjemahan Bahasa Inggris serta membacanya sepanjang libur musim panas. Clare juga kaget mengalami terdapat kemiripan antara Alquran dengan keyakinannya.
Clare pernah tidak berpikir buat berganti kepercayaan ataupun agama. Ia cuma tertarik kenapa sahabat muslimnya menjajaki agama ini serta memegangnya dengan teguh.
Beberapa waktu setelah itu, Ramadan tiba serta ia berniat melaksanakan puasa satu hari. Nyatanya, ia merasakan kesusahan berpuasa.
Ikut- Ikutan Puasa Seminggu
Berkat dorongan sahabatnya, Clare berpuasa satu minggu. Puasa merupakan pengalaman yang aneh untuk Clare sebab di dikala mempunyai keahlian serta fasilitas buat makan ataupun minum, muslim malah tidak melaksanakannya.
Clare memandang sisi positif dari puasa yang disebutnya semacam menetapkan sasaran serta setelah itu mencapainya. Ia berpikir itu semacam kegiatan pengembangan individu. Ia menghormati serta menguasai Islam serta mulai mempercayainya.
Tidak cuma dari segi keimanan, Clare pula belajar Islam dari sisi politik, ilmu pengetahuan serta sebagainya. Walaupun tidak berat semacam mata kuliah di universitas, perihal itu memperdalam pengetahuan Clare tentang Islam.
WTC 11 September
Dikala liburan, Clare terbuat pilu dengan kejadian serbuan teroris 11 September di tower kembar WTC di New York. Ia kaget dikala berita- berita mengatakan pelaku serangan merupakan teroris yang mengatasnamakan Islam.
Clare apalagi pernah berdebat dengan kakaknya kalau pelaku aksi terorisme itu bukan muslim. Sebab Clare sempat membaca dalam Alquran menewaskan satu kehidupan seolah- olah sudah menewaskan seluruh umat manusia serta kebalikannya.
Ia merasa betul- betul terluka banyaknya kabar menimpa kejadian itu. Ia berangkat ke kamar serta berlutut seraya mengatakan dalam bahasa Arab Asyhadu an la ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah( Aku percaya hanya ada satu Allah dan bahwa Muhammad merupakan utusan terakhir- Nya).
Pernah Ditolak Keluarga
Clare yakin Islam tetapi ia belum ketahui serta percaya ia dapat melaksanakan gaya hidup muslim. Tetapi Clare mulai menyudahi mengkonsumi alkohol serta daging babi. Tetapi ia masih ragu buat menggunakan jilbab.
Disaat memberi tahu keluarganya soal keputusannya mengadopsi style hidup muslim, keluarganya tidak dapat menerimanya. Tetapi itu tidak sangat lama serta tidak jadi perihal yang dibesar- besarkan.
Sehabis mantap kalau keluarganya mulai dapat menerimanya, Clare memutuskan berangkat ke masjid di kotanya buat betul- betul jadi seorang muslim.
Ia akhirnya mengucapkan kalimat syahadat yang telah dikerjakannya 10 bulan tadinya. Semenjak mengucapkan syahadat di masjid itu, Clare memutuskan buat mengenakan jilbab.
Semenjak disaat itu, Clare selalu belajar hal- hal baru. Ia pula bersyukur sudah diberkati dorongan sahabat serta saat ini sokongan dari keluarganya. Clare sudah tumbuh serta berkembang selaku seorang muslim yang sesungguhnya.