Tradisi mencari jodoh paling unik di Indonesia, Yang pertama ada tradisi Omed-omedan. Omed-omedan adalah tradisi mencari jodoh yang dilakukan oleh masyarakat Banjar Kaja di kota Denpasar.
Tradisi ini biasa dilakukan setelah hari raya Nyepi, Jadi sebelum acara para pemuda dikumpulkan di jalan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan perempuan kemudian masing-masing kelompok akan menggendong salah seorang anggotanya dan merekapun akan didorong sampai bertemu.
Ketika bertemu mereka bisa saling berpelukan akan tetapi kalau ada salah seorang diantara mereka yang nggak suka biasanya mereka akan menolak dan menghindar.
Yang kedua ada tradisi Kabuenga, merupakan tradisi cari jodoh di Wakatobi dengan cara mempertemukan laki-laki dan perempuan dalam kegiatan jual beli, dalam tradisi ini wanita yang telah akil balik akan dikumpulkan di lapangan untuk berjualan dan para lelaki yang belum menikah diwajibkan untuk hadir.
Mereka diperbolehkan untuk membeli makanan dan minuman salah seorang gadis di sana pada saat berjual beli ini lah mereka bisa saling berkenalan.
Yang ketiga ada Tradisi Emaida Yibu, di Papua, terdapat sebuah tarian adat yang bernama Emaida Yibu, jadi orang-orang suku disana akan membuat rumah yang terbuat dari kayu dan bambu di dalam rumah itu.
Mereka akan melakukan tarian-tarian dan merekapun akan saling menarik perhatian satu sama lain.
Yang keempat ada tradisi Gredoan, masyarakat Banyuwangi yang memiliki tradisi gredoan yang biasa dilaksanakan setiap malam Maulid Nabi Muhammad, tradisi ini juga dimeriahkan dengan pawai dan berbagai pertunjukan.
Jadi sebelum pengajian, para pria akan menyambangi rumah gadis idamannya dan menyelitkan sebuah lidi ditembok rumah yang terbuat dari bambu atau yang disebut dengan gedhek.
Apabila gadis tersebut menolak maka Lidi tersebut akan dipatahkan, namun jika ia menerima Lidi tersebut akan dilipat mirip daun waru kemudian mereka akan saling mengobrol.
Yang kelima ada tradisi Barempuk, tradisi cari jodoh di Sumbawa ini bisa dibilang cukup ekstrim jadi tradisi ini ke orang laki-laki akan maju dan bertarung tiga ronde dengan tangan kosong. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian para wanita yang menonton tetapi tradisi ini sempat dibekukan karena di beberapa peristiwa perkelahian berkelanjutan setelah acara tersebut.